https://pixabay.com/go/?t=list-shutterstock&id=113824207 |
Jangan pandang kebaikan pasangan orang lain itu sempurna
Pegang satu kalimat saya, tidak ada pernikahan sempurna. Semua pernikahan akan selalu memiliki masalah. Tapi apa lantas kita tahu masalah-masalah rumah tangga orang lain? Tidak. Tidak ada yang mau mengumbar masalahnya, kecuali orang-orang yang pendek pikiran untuk mengumbar masalah rumah tangganya. Maka kalau kita lihat seorang wanita atau laki-laki memasang status tentang kebaikan pasangannya, barangkali saat itu ia sedang bahagia. Saking terlalu bahagianya, ia memasang status tentang kebaikan pasangannya. Tapi hal itu tidak serta merta karena mereka update status kebaikan pasangannya, pasangan mereka sempurna. Tidak. Sekali lagi, karena kita tidak tahu masalah dalam rumah tangga mereka, maka kita juga tidak tahu celah-celah atau kekurangan apa saja yang sebenarnya ada dalam diri pasangannya.
Berpikirlah panjang sebelum bicara
Katakanlah seperti pesan di atas. Kita terpana dengan suami orang lain karena kebaikannya. Maka kitalah yang harusnya berpikir panjang. Apa iya, serius mau jadi yang kedua? Mari kita berpikir.
Jika sudah menikah, lihat lagi suami kita. Temui suami dan ajak ke kamar. Untuk apa? Bicara dari hati ke hati. Apa ganjalan yang selama ini kita rasakan dari suami. Bicarakan kebaikan apa yang menjadi keinginan kita untuk diwujudkan suami. Dengan catatan, kebaikan yang kita ajukan, sepadan dengan kebaikan yang sudah kita berikan 🙂
Tapi kalau belum menikah, daripada menjadi yang kedua secara kita ini single terhormat alias belum menikah, maka kita juga layak mendapatkan seorang pria yang masih single terhormat pula. Jadi lebih baik status tersebut jadikan pacuan untuk lebih memantaskan diri dengan berusaha dan berdo’a agar kelak mendapat suami yang sama baiknya atau bahkan lebih baik dari pasangan orang lain 🙂
Tentu saja pesan ini juga berlaku bagi laki-laki yang sudah menjadi suami atau pun masih single.
Selalu berpikir positif
Kita bisa melihat apa saja di media sosial. Karena kita pun juga punya hak untuk menulis. Daripada mengatur media sosial orang lain, mengapa tidak kita saja yang mencoba mengendalikan diri. Ya, karena lebih mudah mengubah diri sendiri daripada mengatur orang lain. Mustahil untuk mengatur agar pikiran orang lain sesuai dengan yang kita inginkan.
Well, sekali lagi percayalah. Kebaikan-kebaikan yang ditampilkan orang lain itu hanyalah sesuatu yang terlihat. Kita tidak tahu bagaimana kehidupan mereka di balik media sosial. Kita tidak tahu masalah-masalah apa saja yang sudah menimpa mereka. Karena sesungguhnya, juga tidak ada manusia yang sempurna. Kebaikan yang sempurna, hanyalah milik Allah 🙂
Untungnya suamiku ini gak suka kalo aku cerita2 tentang dia. Ada baiknya juga ya ,mba.
Iya ada sisi positif juga kalau tidak mengumbar mbak 🙂
Setidaknya si Istri tidak bercerita keburukan suaminya. Saya malah ga nyaman baca status yang nyerapahin suaminya. Bikin buruk citra dua-duanya. Kalau ada temen yang ada di posisi yang suaminya dikecengin wanita lain saya mah mau nyaranin membalasnya dengan elegan, seelegannya dia bercerita kebaikan suaminya 🙂
Iya setuju. Tidak perlu pamer di medsos ah…Berdo'a terus saja spy langgeng dan suami tetap sayang smp tua…
bagusnya terlalu diumbar sih..kadang mendatangkan sentimen ..dari org2 yg ga suka ama kita..
Nah itu. Pikiran orang berbeda-beda ya mbak
Aamiin 😀
Yang buruk lebih ga enak dilihat ya mbak :v
Jarang sih cerita tentang suami di medsos…Untungnya jg medsosnya suami jg pasif…Gak pernah nyetatus berthaun tahun..
Aku baca juga itu kmrn ceritanya.. alhamdulillah jd reminder kebaikan spy ga mengumbar terlalu byk ttg suami
Yap, sisi lainnya bisa jd reminder positif 🙂
Hihi laki-laki rata-rata emang jarang suka berstatus gitu :v
Ah, perempuannya aja itu yang gatal, haha… Nengoknya kok ke suami orang. Celamitan itu namanya. Selama nggak berlebihan, saya mah enak2 aja bacanya. Yang nggak enak dibaca itu yg share keburukan suaminya atau berantem trus diupdate.
Sepertinya selama ini di socmed saya tidak pernah cerita tentang siapa apa dan bagaimana suami saya. Kalo bawa keluarga di socmed justru ketika sekeluarga sedang have fun aja.. misalnya pas nonton bareng, pas jalan-jalan 😀
Umbar Kebaikan Pasangan? Kalo saya mah Nay. Takut ada orang yg sirik terus direbut deh, Naudzubillah.
Nice share.. ^-^
Masing-masing orang memang punya pemikiran sendiri ya Mbak. Thanks jg sharingnya 🙂
Kalo gitu kan lebih kelihatan harmonisnya, ga cuma ngomong doang ya 😀
Hihi, makanya sy tulis berpikir panjang sebelum bicara :v
Kalo yg umbat keburukan sih gausah ditanyalah. Ga enak dilihatnya :v
langsung kekepin suami, ngeri dilirik orang >,<
Yup 😀 😀 😀
Padahal yang ditampilkan di medsos itu terkadang pencitraan aja hihi 😉
saya juga jarang cerita tentang suami di medsos
kok ada ya krn baca kebaikan org atau kegantengan org langsung mau jadi pasangan walau jadi istri kesekian…heloooo. Padahal semua org punay plus dan negatifnya, belum tentu yg terlihat sama dg kesehariannya, mungkin ada kekurangannya yg gak bs kita terima. btw, aku suka banget bikin puisi untuk suamiku dan aku share di fb, banyak yg bilang aduh romantisnya, padahal mereka juga gak tahu kl aku juga suka ribut sama suami, kan begitulah rumah tangga
Iya Mbak, saya rasa cerita itu hanya fiktif 😀
Itulah, kita kan memang tidak tahu dalamnya rumah tangga orang ya Mbak 🙂
Masing-masing orang berbeda ya. Ada yang sering, ada yang milih diam 😀
Hihihi :v
Waduh
.aku beberapa kali nyeritain kebaikam suami krn aku emang gak mau nyeritain keburukan suami..
Iya Mbak, aku pun sampe sekarang masih cerita kebaikan suami. Kalau keburukan sih jauh-jauhlah ya 😀
Karena orang tidak tahu dalamnya ya Mbak 🙂
Status medsosku jarang ngobrolin suami, paling cuman ngetag2 hehe
Saya juga suka ngetag-ngetag 😀
Serem ya pesan di whatsapp-nya. Malah jadi curiga, jangan2 perempuan & suami itu sudah ada hubungan sebelumnya.
Aku jarang juga ngomongin kebaikan suami, menurutku itu sama aja PDA. Mau sok romantis, tapi buatku itu failed. Upload foto berduaan sm dia aja enggak pernah. :)))) Seringnya cerita kekonyolan dia dan keenggakpekaan-nya dia, yang lucu & bikin ngakak