Pernikahan

Awas, Over Sharing dalam Grup!

Grup WhatsApp mungkin jadi salah satu sarana hiburan saya saat ini. Di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga, gabung di grup WhatsApp itu memang sesuatu. Maksudnya saya bisa membaca apa saja dari mulai obrolan ringan, sharing-sharing sesuatu yang berguna sampai hal yang sekedar lucu-lucuan atau bahkan – sebenarnya tidak terlalu penting di dalam grup. Apalagi semenjak jadi ibu, saya juga tergabung di grup khusus ibu-ibu atau orang tua.
https://pixabay.com/id/pengantin-menantu-pernikahan-sepatu-636018/
Tapi sayangnya, ada satu hal negatif juga yang saya temukan, dan ya bisa dibilang sebenarnya ini bisa terjadi di grup mana saja. Yakni tentang over sharing dalam grup. Khususnya grup ibu-ibu atau yang sudah menikah, tidak sekali dua kali saya menemukan cerita teman-teman yang mengeluh tentang suaminya di dalam grup ?

Rasa nyaman dalam grup

Begini, kadang kita gabung dalam grup, walaupun belum pernah bertemu sama sekali dengan beberapa anggotanya, tapi kita tetap merasa dekat. Karena rasa dekat inilah, kadang ada hal yang kelewat batas. Apalagi jika kita sering muncul dan aktif setiap hari, maka dipastikan apapun bisa jadi obrolan.
Awal mulanya, biasanya dari curhat-curhat masalah sepele dengan suami, kemudian entah bagaimana caranya merambat menjadi obrolan yang terbilang cukup berat. Ada juga yang langsung to the point mengeluhkan masalah dengan suaminya. Awalnya sih anggota lain hanya mencoba menguatkan, tapi yang terjadi tidak jarang malah muncul curhatan-curhatan anggota lain yang juga tergolong ‘berat’. Atau kata lain ‘ikut-ikutan mengeluh’.
Duh ?
Salah satu yang saya takutkan adalah hal ini. Ketika saya asyik dalam grup, saya takut tidak bisa menyaring obrolan saya. Saking asyik dan merasa dekatnya, apapun saya keluarkan termasuk masalah dengan suami. Naudzubillah. Semoga tidak pernah terjadi. 
Karena jujur, kalau ada kejadian ini saya suka sedih. Memang sih, kadang kalau lagi ada masalah, rasanya kita butuh teman. Butuh tempat curhat. Dan di dalam grup, biasanya kita satu frekuensi dan tidak saling menghakimi (mungkin ini yang sering membuat nyaman untuk curhat). Tapi, masalahnya adalah ketika masalah kita dengan suami, justru tersebar begitu saja ?
Pertanyaannya, bukankah itu artinya kita sedang mengumbar masalah kita? Bukankah itu artinya semua anggota grup jadi tahu masalah atau kasarannya keburukan suami? Lalu apakah semua anggota bisa dipercaya? Apakah semua anggota benar-benar peduli? Apakah pertanyaan dari mereka benar-benar bentuk rasa peduli dan bukan sekedar ingin ‘mengorek’ masalah kita lebih dalam? Wallahu’alam. 
Memang, lagi-lagi kita butuh tempat curhat. Dan di dalam grup, karena adanya rasa kenyamanan, membuat kita tidak sungkan untuk berbicara apapun. Tapi, jangan sampai rasa kenyamanan ini membuat kita merasa bebas mengeluarkan segala keluh kesah kita, apalagi tentang permasalahan rumah tangga dengan suami ?

Selesaikan masalah dengan suami atau keluarga

Kembali lagi, baiknya memang segala permasalahan ya diselesaikan secara berdua hanya dengan suami. Kalaupun memang tidak bisa, toh kita masih punya keluarga tempat berkeluh kesah. Daripada curhat di dalam grup, yang belum tentu jelas kita kenal semua orangnya. Belum lagi dengan masalah kita yang terlanjur dibaca semua anggota grup. Yang lebih parah, itu sama saja dengan membuka aib keluarga, apalagi pada orang yang belum tentu terpercaya ?
Semoga saja, gabungnya kita di grup WhatsApp bukan sekedar untuk berkeluh kesah tentang semua masalah yang menimpa.  Dan jangan sampai justru menimbulkan mudhorot atau sesuatu yang tidak bermanfaat ?

16 thoughts on “Awas, Over Sharing dalam Grup!

  1. ada ya mbak yg share masalah keluarga sampe di wa?klo aku alhamdulilah belum pernah sih…tp memang di grup wa itu kalau sudah nyaman kita kdang keceplosan sih

  2. kirain over share link blog ke grup-grup mbak. ihihihi… itu mah judulnya mirip spamming di grup ya ?

    kl saya nemunya bukan yang kyk gitu mbak, tp over sharing tulisan-tulisan yang kurang jelas. niatnya mngajak pada kebaikan tp justru nyasarnya ke arah waton share tanpa diresapi dulu infonya apakah sahih atau kurang sahih.

    trus biasanya kl diingatkan, jawabannya: ambil hikmahnya aja.

  3. aku sih ngikut beberapa grup Mak, cuman enggak aktif2 banget, cuman kadang doang nongolnya

    soal curhat, terkadang aku memang lebih suka curhat sama teman dumay tapi enggak di grub dan personal ajah

    pengalaman ajah sih Mak, curhat sama teman dekat di dunia nyata itu curhatan kita sering 'dijual' ke mana-mana

  4. "Sahabat terbaik adalah pasangan sendiri"

    setuju banget mbak
    kalau ada masalah dengan pasangan, bicarakan saja langsung. Pasangan khan memang ada untuk berbagi dalam suka dan duka. Namanya grup ya, dimana ada banyak hati dan kepala disana, kita gak pernah tahu benak mereka, kita hanya membaca apa yg ditulis. Tapi bahwa mereka "merekam" kisah kita dan bisa jadi (mudah2an tidak ya) suatu hari jadi bumerang buat kita sendiri. Yuk ah kendalikan jempol

  5. Kita samaan nih.. Toooss..
    Selain curhat, group wa juga buat ajang pamer anak2 mereka.. "Kalo anakku begini, kalo anakku begitu".. Padahal curhat minta saran malah yang balez "pamer"..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.