Parenting

Mengajarkan Anak untuk Mencintai Dirinya Sendiri

Namanya Kirana. Gadis kecil ini sekarang lagi ngehits di dunia instagram. Foto dan video-videonya kalau dilihat selalu menggemaskan. Sang ibu yang bernama Retno memang cukup aktif membagikan pose-pose lucu anaknya. Ada satu yang menarik dari yang saya baca di sebuah portal terkenal tentang salah satu videonya.
Abis bacain cerita dr buku 7 habits of happy kids yg dikasi ibra hihi Kalau ada yang bilang “kirana kok rambutnya kyk gitu?kirana kok pipinya merah2..kirana kok hidungnya pesek?kirana kok mukanya gitu?kirana kok..kirana kok…” dan dia akan menjawab . “Gak apa2..it’s ok, I like myself” hahahahaa . 7 habits of happy kids . Habit 1 – be proactive . I am a responsible person. I take initiative. I choose my actions,attitudes, and moods. I do not blame others for my wrong actions. I do the right things without being asked , even when no one is looking.
Video kiriman @retnohening pada
Ya, kalimat “gak apa-apa. It’s oke, I like my self.” Dengan kalimat itu, secara tidak langsung sang ibu telah mengajarkan Kirana untuk belajar bersyukur dan mencintai dirinya sendiri. Tentu saja ini menjadi pelajaran yang bagus juga bagi para orang tua, khususnya saya pribadi untuk mengajarkan anak untuk selalu bersyukur dengan mencintai dirinya sendiri.

Setiap manusia itu sempurna

Mengajarkan anak mencintai dirinya sendiri, memang penting untuk diajarkan. Sebab kelak sang anak akan memasuki dunia dimana dia bertemu dengan teman-teman dan masyarakat di lingkungannya. Maka ketika dia menemukan kelebihan-kelebihan yang ada pada orang-orang di sekitarnya, dia akan tetap mencintai dirinya sendiri.

Kita paham bahwa ada bermilyar manusia di muka bumi. Anak yang terlahir dari rahim kita sudah takdirnya menjadi titipan kita. Ia sudah diciptakan dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Kalau bukan kita sebagai orang tua, lantas siapa yang bisa mengajarkan anak untuk bersyukur. Dan siapa yang pertama kali mencintai anak kita kalau bukan dirinya sendiri.

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. – QS. At-Tin: 4

Memang, akan ada masa rumput tetangga lebih hijau. Anak tetangga yang lebih menawan dan lebih segala-galanya. Tapi sayangnya kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di balik mata kita. Bisa jadi apa yang menurut kita sempurna, belum tentu sempurna di mata orang lain. Apa yang nikmat bagi orang lain belum tentu nikmat bagi kita. Begitu pula urusan anak. Setiap anak yang dihadirkan pada kita sudah dalam bentuk sebaik-baiknya menurut Allah.

So, I like my self

Mumpung anak masih dalam genggaman kita. Serta masa emas mereka yang membuat segala yang diajarkan menjadi lebih mudah masuk, kita bisa memulai untuk mengajarkan kalimat Kirana di atas. “I like my self.”

Apapun yang terjadi pada anak kita, bagaimana pun bentuk fisiknya, semoga kita bisa mengajarkan anak untuk mencintai dirinya sendiri.

Jadi, kita tidak ragu lagi saat anak dikomentari, “Kok pipimu tembem”, “Kok hidungmu pesek?”
Si anak dengan fasih akan menjawab, “Nggak apa-apa. I like my self.” 🙂

14 thoughts on “Mengajarkan Anak untuk Mencintai Dirinya Sendiri

  1. aaaa artikelnya kena banget ini :")
    aku termasuk orang yang gak terlalu sayang sama diri sendiri. mungkin karena memang dari keluarga pun tidak ditanamkan seperti itu hehehe. besok kalo udah punya anak harus inget banget slogan "stop bandingkan anak sendiri dengan anak tetangga" hehehe

  2. Aku suka banget liat IG nya Kirana *fansgariskeras* dan aku suka cara Ibuk Kirana menjelaskan kalau ada yg tanya ttg kulit Kirana. Orangtua harus memupuk rasa percaya diri anak dari kecil, dan mencintai dirinya sendiri biar udah gede ngga labil hihihi. Nice sharing Mba 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.